Sabtu, 12 Februari 2011

Well you’re free now

Kami pun terus bertengkar, tak berkomunikasi, tak mau bertemu sampai tanggal 11 Februari datang
Malam itu bagaikan malam yang sangat menyakitkan bagiku, ingin sekali aku berkomunikasi lagi kepada mif. Tapi aku lelah meminta maaf kepadanya. Ya kita pernah bertengkar 2 kali. Dan aku akui itu adalah kesalahan ku. Selama kami bertengkar dia tak menghiraukanku mungkin apabila aku tak meminta maaf kepadanya kami tak akan berkomunikasi lagi.

***

Aku pernah bercerita kepada dhanty
“aku iri deh ngeliat kalian pacaran”
“lho iri kenapa?”
“iya pacar kamu itu pengertian banget sama kamu, kalo kalian berantem kalian sama-sama minta maaf. Kalo aku cuma akunya aja yang minta maaf. Terus kayaknya kalian itu romantis banget ya? Kok aku kaku banget pacaran sama dia. Malah aku ngerasa aku ga pacaran sama dia, kalo sms aja cuma cerita-cerita doang apalagi kalo malem. Sms kita itu sering aja putus tiba-tiba”
“yaudahla ca sabar aja, maklumlah ca. Kan dia baru pertama kali pacaran haha. Sabar aja, tungguin aja dulu ntar dia juga berubah kok”

Aku pun juga bercerita dengan sepupunya tentang apa yang ku rasakan selama bepacaran sama dia. Aku selalu curhat kepada sepupunya apabila aku sudah mempunyai masalah.
Perubahan pun ditunjukkan darinya setelah sepupunya bercerita keluhanku kepadanya. Mungkin kalau sepupunya tidak bercerita tentang keluhanku, dia tak menunjukkan perubahan kepadaku. Tapi itu tak masalah, aku sangat senang dengan perubahannya. Selama berpacaran aku hanya bisa bersabar menjalani semua perubahan yang sangat perlahan dia tunjukkan kepadaku. Tapi aku tak pernah mengeluh tentang semua perasaanku kepadanya. Aku hanya ingin menyayanginya apa adanya, ya walaupun itu sangat susah untuk ku lakukan dan sangat amat menyakitkan bagiku. Dia tak pernah bisa menjadi apa yang aku inginkan, tapi hanya ada kata maklum yang ada di benak ku saat itu. Maklum karna dia baru pertama kali pacaran.

***

Malam itu dia menelponku
“lagi apa?”
“lagi makan”
“yaudah makan aja dulu”
Tut tut dia mematikan telponnya

Aku mengirimkan sms dan dia membalasnya
“ga usah nelpon, aku lagi males ngomong. Kenapa?”
“terserah deh. Jadi gimana masalah kemaren?”
“ga usah sms dulu kalo lagi marah”

Dia menelponku, dan terus menelponku. Tapi tak ku angkat. Seperti yang aku bilang tadi aku malas berbicara dengannya.

Dia mengirimkan sms dan aku membalasnya
“dek kamu bilang kakak ga ngertiin kamu, oke kakak terima. Tapi apa adek pikir adek udah mikirin perasaan kakak? Di sms ga mau, di telpon ga diangkat”
Aku menyuruhnya menyelesaikan masalah melalui sms. Tapi dia tak mau. Dia terus menelponku, dan tak ku angkat sekali pun. Dan aku mengrimkan sms

“aku takut ntar emosian kalo di telpon, jadi gmn masalahnya?”
“kita ngobrol lewat telpon. Ada satu hal yang mau kakak tanya sama adek”
“apa salahnya sih cerita di sms aja?”

Dia terus menelponku tapi masih tak ku angkat. Dan terakhir dia mengirimkan sms

“dek yaudah kalo adek ga mau angkat telpon kakak. Kayaknya adek udah ga serius lagi sama kakak. Kakak capek di giniin, kakak sakit ati sama adek. Mending kita udahan aja ya. Kakak juga mau fokus sama UN dulu, kamu juga kayaknya masih suka sama yang kemaren. Sekarang kamu boleh kejer dia. Maaf kalo kakak banyak salah, makasih buat semuanya. Well you’re free now”

Diam, sunyi, hening, bibir ku bagaikan membisu, suaraku bagaikan habis seketika, aku tak mampu menahan air mataku. Air mataku pun jatuh mebasahi pipiku. Sangat deras air mataku membasahi pipiku setelah membaca sms yang begitu menyakitkan batinku yang malang.

Selama ini aku telah bersabar menjalani hubungan ini. Tidakkah kau tau perasaanku selama aku berpacaran denganmu?
Aku selalu memaklumi mu, aku selalu mengerti perasaanmu sebelum kita bertengkar. Aku selalu berusaha menutupi keluhan ku kepadamu. Banyak tanggapan negatif yang keluar dari mulut orang jahat setelah melihat kita jadian. Dan banyak pula yang menyuruh aku memutusimu setelah mereka tau kita jadian. Tapi aku tetap mau menjalani semuanya denganmu.
Karena apa? Karena aku sayang dan aku percaya padamu.
Tapi apa balasanmu kepada ku? Hanya ada rasa kecewa dan sakit hati yang kau berikan kepadaku

Sesak rasanya hatiku ini. Aku tak bisa memendam perasaan ku ini. Ingin rasanya aku bercerita. Ingin rasanya aku bercerita kepada kakak ku, tetapi itu tak mungkin dia sedang asyiik menonton video yang ia download tadi. Aku pun mengirimkan sms kepada dhanty, kak iin, dan lita. Aku memberitahu dan menceritakan semuanya. Sesak di hatiku perlahan hilang.

Terimakasih dhanty, kak iin, dan lita yang telah mau mendengar ceritaku. Dan aria jangan menyalahkan dirimu. Kamu tidak salah, kamu tidak salah menceritakan cerita  mis kepadaku. Tidak ada yang perlu di salahkan. Dan aku pun juga tak menyalahkan siapapun.

Semuanya terjadi begitu cepat dan juga singkat. Aku tak mau mengingatnya kembali, aku ingin sekali melupakan dia. Dan berharap aku tidak pernah mengenal orang sepertinya..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar